si anak belajar dari yang mendasar sekali .
mulai dari rukun islam , rukun iman dan ikhsan .
anak itu pun beranjak remaja , dalam benaknya ia menginginkan kesempurnaan dalam islam yang ada di dalam dirinya .
lalu ia menanyakan sesuatu kepada ayahnya ,
"ayah , apa yang terjadi jika aku melakukan kesalahan ? apakah ada konsekuensinya ? atau apa ayah?"
dengan bijak ayahnya itu pun berkata
"anakku , sekarang coba ambillah papan kayu di depan , kemudian paku dan palu . setiap harinya cobalah jika kamu melakukan kesalahan , tancapkan palu itu ke papan ."
kemudian ia menuruti apa yang ayahnya perintahkan , ia ambil paku dan setiap hari jika ia melakukan kesalahan ia langsung memaku palu tersebut .
sampai akhirnya dia tidak sengaja memaku tangannya sendiri dan kelelahan .
"ayah , sudah banyak kesalahan2 yang sudah aku lakukan . aku lelah ayah . aku ingin melakukan kebaikan "
dan dengan senyum khasnya ayahnya pun berkata .
"anakku , sekarang coba lah kamu melakukan kebaikan . kemudian setiap hari ketika kamu melakukan kebaikan , cabutlah setiap paku yang menancap di papan tersebut"
anak itu pun bersemangat melakukan kebaikan dan setiap harinya paku paku yang menancap itu diambilnya .
lama waktu berselang , jika ia mempunyai kesalahan ia meminta maaf kepada rekan rekan sejawatnya . dan ia pun kembali mengambil paku .
satu demi satu paku itu hilang dari papan dan si anak kelelahan .
"ayah , aku selesai membersihkan seluruh tancapan paku di papan tersebut dengan aku melakukan kebaikan ayah , aku lelah "
"anakku , hikmah apa yang bisa kamu ambil?"
"menancapkan paku gampang mencabutnya yang susah ayah"
dan ayahnya memberikan sebuah kesimpulan ,

tetapi menebusnya itulah yang sulit , sesulit kita mencabut paku yang ada di papan .
dan cobalah perhatikan . setiap kesalahan yang kita lakukan kepada seseorang , walaupun kita sudah meminta maaf , akan berbekas di hati orang tersebut , sama seperti bekas cabutan dari paku yang di lakukan oleh anaknya sebelumnya ."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar